Kamis, 03 Mei 2012

10 TOKOH PONPES SALAFIYAH SYAFI'IYAH


10 Tokoh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah ABAD INI


10 Tokoh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah ABAD INI

Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo saat ini telah tercatat sebagai salah satu dari pesantren terbesar di tanah air. Pesantren yang didirikan oleh KHR. Syamsul Arifin pada tahun 1908 dari hanya sekedar pondokan di tengah hutan belantara kini menjelma sebagai pesantren berpengaruh dan terkemuka.
Dalam perjalanannya Pesantren Salafiyah Syafi’iyah tidak hanya berpengaruh kepada pengelolaan secara keilmuan belaka, eksistensi Pesantren Salafiyah Syafi’iyah juga berpengaruh terhadap perkembangan republik ini, dari memperjuangkan kemerdekaan sampai sumbangan ideologi terhadap kelangsungan pemerintahan dari masa ke masa. Dari sekedar pengajian sorogan kini berkembang hingga pendidikan Perguruan Tinggi, yang para alumninya banyak terserap di masyarakat dan elemen-elemen lemabaga pemerintahan, dari eksekutif, legislatif hingga yudikatif.
Kini lebih seabad sudah usia pesantren tercinta ini. usia yang cukup untuk menapaki sejarah. Namun selama seabad perjalanan tumbuh-kembangnya pesantren dengan tradisi salaf ini, tak banyak yang berpikir tentang siapa yang memiliki sumbangan besar terhadap bidang-bidang yang ada di pesantren ini. Siapa saja tokoh yang berpengaruh terhadap perkembangan pesantren ini.
Mengutip ucapan Bung Karno (Ir. Soekarno : Presiden Pertama RI) “JASMERAH (jangan sekali-kali melupakan sejarah)”. Ketika berbicara tentang sejarah tentu tak lepas dari peran para founding father dan tokoh-tokoh yang berpengaruh di dalamnya. Memang, sejarah bukanlah monopoli para tokoh, memahami dan memaknai sejarah tidak cukup hanya melihat melalui beberapa gelintir orang saja.
Sejarawan Vifredo Pareto pernah menyebut bahwa para tokohlah yang membentuk jejak sejarah. Dengan demikian, menguak jejak para tokoh yang berperan besar berarti juga menguak sejarah. Majalah Time dalam edisi ulang tahunnya yang ke-100 juga mengulas betapa pentingnya peran sang tokoh. Karena tokohlah, sejarah bergerak. Dan karena gerakan sejarah itulah, dunia kemudian berubah.
Atas dasar inilah beberapa teman-teman berdiskusi tentang 10 tokoh berpengaruh dalam perjalanan dan perkembangan Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi’iyah. Dari hasil diskusi tersebut diperkuat dengan hasil interview sederhana dari beberapa informan. Diantara 10 tokoh tersebut antara lain :
1.         KHR. As’ad Syamsul Arifin. Sebernarnya hampir semua kemampuan beliau kuasai, dan hampir semua peran beliua geluti. Dari ilmu kanuragan sampai ilmu pertukangan, dari santri sampai kyai, dari rakyat sampai birokrat dan masih seabreg kepiawaian yang beliau miliki. Namun sumbangan besar bagi bangsa, masyarakat dan santri-santrinya tak luput dari peran kecanggihan politik beliau. Menyelamatkan NU dan kaum pesantren di tengah kegarangan rezim orde baru kala itu membutuhkan intelijensi politik serta keberanian yang tinggi. Dan beliau mampu menyuguhkannya dengan cantik, meski beliau tidak pernah berkecimpung secara langsung dalam kancah politik praktis. Untuk itu beliau menempati urutan teratas sebagai tokoh di bidang politik.
2.         KH. Dhofir MunawarAlim allamah yang satu ini adalah sosok yang sangat sederhana, namun beliaulah yang dipercaya oleh KHR. As’ad Syamsul Arifin sebagai tonggak keilmuan di Pesantren Salafiyah Syafi’iyah kala itu, khususnya di bidang ilmu keagamaan. Suami Ny. Hj. Zainiyah As’ad ini mengabdikan keilmuannya kepada seluruh santri, pagi, siang dan malam. Menjabat sebagai Mansya’ – sekarang menjadi wakil pengasuh bidang penddikan dan pengajaran – pada tahun 1974 sampai dengan 1983, sebuah peran penting yang tak sembarang orang bisa mendudukinya. Sehingga kepergian beliau membuat KHR. As’ad Syamsul Arifin merasa sangat kehilangan, seolah beliau merasa pesantren ini kehilangan ruhnya. Berkat jasa besarnyalah beliau dipilih sebagai tokoh di bidang ilmu keagamaan.
3.         KH. Thaha Zaini, barangkali beliaulah yang menjabat sebagai Lurah di pesantren ini dengan waktu paling lama yaitu dari tahun ……… sampai dengan tahun 1973. Kesabaran dan ketelatenan mengurus para santri tak diragukan lagi, setiap malam harus berpatroli mengontrol ke asrama-asrama dan membangunkan santri ketika subuh menjelang. Akibat ketelatenannya kepada santri inilah hingga beliau sempat tertahan untuk pulang dan mengembangkan pesantrennya sendiri. KHR. As’ad Syamsul Arifin tidak mengijinkan beliau menyerahkan jabatan lurahnya sampai menemukan ganti yang sepadan. Beliaulah Tokoh di bidang kepesantrenan abad ini.

4.         KH. Taufik Almawi, BA. Tak mudah rasanya menjaga keamanan pesantren dan menertibkan sekian banyak santri hanya dibantu dengan beberapa aparat. Namun bagi KH. Taufik Almawi, BA. yang menjabat sebagai lurah pondok pada periode 1965 sampai dengan 1974 tak mengalami banyak kesulitan. Melihat struktur pesantren kala itu, keamanan dan ketertiban pesantren juga menjadi tanggungjawabnya sebagai lurah pondok. Kearifan dan kesaktian beliau padukan dalam dirinya. Sikap yang arif dan sopan membuat para santri segan berurusan dengannya, kesaktian membuat orang takut berhadapan dengannya. Sosok teladan aparat penegak hukum yang sulit dijumpai inilah yang menjadikannnya sebagai Tokoh Pesantren di bidang Keamanan dan Ketertiban.

5.         Drs. KH. Syaifuddin Maksum. Pondok Pesantren ini terlahir dengan kondisi yang sangat salaf. Tak ada pendidikan formal apalagi pengetahuan umum. Hanya terdapat sekolah diniyah dan pengajian sorogan. Namun untuk menjawab tantangan zaman dan agar pesantren tidak tergerus olehnya, pendidikan pesantren harus menyetarakan dan mampu bersaing dengan pendidikan luar, caranya adalah memformalkan pendidikan agama dan membuka pendidikan umum. Atas ide dan prakarsa Drs. KH. Syaifuddin Maksum inilah pada awal tahun 1980-an pesantren ini memformalkan pendidikan agamanya dan membuka lembaga pendidikan umum dari tingkat SD, SMP, SMA dan SMEA. Atas sumbangsih besarnya beliau terpilih sebagai Tokoh Pesantren di bidang Pendidikan.

6.         KH. Zahrawi Moesa, SM. Hk. Tidak hanya sebagai asisten dan sekretaris pribadi KHR. As’ad Syamsul Arifin, peran beliau terhadap pesantren cukup besar, khususnya yang berhubungan dengan legal-formal yayasan pondok pesantren ini. Di masa beliaulah yayasan ini mendapatkan akte notaris. Bukan hanya itu, beliau juga sebagai konseptor bagaimana kebijakan-kebijakan yang terdapat di pesantren agar tidak bertentangan dengan hukum dan perundangan yang ada di atasnya, bahkan sedapat mungkin mendukungnya. Pada masa ini pula pesantren mulai mengenal struktur organisatoris dan tertib administratif layaknya lembaga/yayasan modern. Atas inisiatif inilah beliau terpilih sebagai Tokoh pesantren bidang Hukum & administrasi.

7.         Drs. HM. Ihsan Sholeh, M. PdI. Meski sempat menjabat sebagai kepala sekolah, dekan dan bahkan anggota legislatif, namun kemampuanynya di bidang ekonomi seakan mengalahkan kemampuan lainnya.  Bahkan beliau juga disebut-sebut sebagai Bapak Koperasi di pesantern ini, karena beliaulah salah satu dari pemrakarsa berdirinya Koperasi dan unit-unit usaha lainnya di Pondok Pesantren ini. Beliau menjabat sebagai ketua Koperasi Musaadah (KPM) menggantikan KH. Zahrawi Moesa, SM. Hk. pada periode 1991 - 1994, kemudian menjabat sebagai Kabid. Pengembangan Ekonomi Pesantren (PEP) – yang kemudian menjadi Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP) dan saat ini menjadi Unit Usaha – pada tahun 1994 sampai dengan 2007. Atas pengabdian inilah beliau menempati Tokoh Pesantren di bidang Ekonomi

8.         Ny. Hj. Zainiyah As’ad. Beliaulah Kartini Salafiyah Syafi’iyah. hampir seluruh hidupnya beliau abdikan untuk para santri khususnya santri putri. Memberikan pengajian setiap hari, tanpa jenuh dan mengeluh. sebagai Tokoh Perempuan


9.         Drs. KH. Moh. Hasan Basri, Lc. Pengalaman menjabat sebagai DPR/MPR RI pada tahun …………… mengantarkan beliau mengetahui dan mengenal orang-orang besar di republik ini. Seolah sengaja dikader oleh KHR. As’ad Syamsul Arifin untuk menjadi seorang diplomat, Drs. KH. Moh. Hasan Basri, Lc. tumbuh dan penuh bakat memainkan peran bak diplomat sejati. Banyak negarawan dan tokoh nasional yang beliau akrabi, baik sipil maupun TNI. Mulai dari KODAM, KASAD, PANGAB, Bupati, Gubernur, Menteri bahkan Presiden. Tak sulit baginya jika pesantren ini memiliki acara dan hendak mendatangkan pejabat Negara sekelas menteri. Atas kemampuannya beliau menyandang sebagai Tokoh pesantren di bidang Diplomatik.

10.     KH. Dhofir Djazuli, BA. inilah satu-satunya tokoh yang tidak pernah menduduki jabatan strktural di pesantren ini. Beliau mengabdikan dirinya untuk pesantren melalui lembaga pendidikan dan pengajian. Seolah tak ingin absen seharipun menularkan keilmuannya kepada para santri, ia bahkan menyayanginya seperti anak sendiri. Sopan, alim dan sederhana sosok kyai yang satu ini. Beliaulah cerminan santri salaf seutuhnya. Tidak hanya shaleh ibadahnya, tapi juga shaleh sosialnya. Beliau juga dikenal pandai bergaul dengan siapapun,  bahkan dengan para pekerjanyapun beliau sangat terlihat akrab. Rasa sosialisme yang tinggi membawa beliau ditokohkan sebagai tokoh pesantren di bidang sosial.
Tanpa mengurangi rasa hormat dan jasa-jasa para tokoh lainnya, Inilah 10 tokoh abad ini yang senantiasa mengabdikan dirinya untuk memajukan dan memberi sumbangan besar  terhadap perjalanan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah tercinta ini. Bukan sekedar menyajikan peran historis penting dari sang tokoh, melainkan juga untuk turut mempertajam pemahaman dan nilai-nilai kesejarahan yang diwariskan, menjadi teladan untuk hari ini dan esok.
Semoga semua amal pengabdian dan ketulus-ikhlasan beliau diterima oleh Allah SWT. Dan bagi kita sebagai kader dan penerus perjuangannya semoga diberi kekuatan dan kemampuan untuk menjalankan amantnya dan menjadikannya lebih baik. Masih banyak spesifikasi yang belum memiliki tokoh. 
1.       KHR. As’ad Syamsul Arifin sebagai Tokoh Politik
2.       KH. Dhofir Munawar sebagai Tokoh Ilmu Keagamaan
3.       KH. Thaha Zaini sebagai Tokoh Kepesantrenan
4.       KH. Taufik Almawi, BA. sebagai Tokoh Keamanan dan Ketertiban
5.       Drs. KH. Syaifuddin Maksum sebagai Tokoh Pendidikan
6.       KH. Zahrawi Moesa, SM. Hk. Sebagai Tokoh Hukum & Administrasi
7.       Drs. HM. Ihsan Sholeh sebagai Tokoh Ekonomi
8.       Ny. Hj. Zainiyah As’ad sebagai Tokoh Perempuan
9.       Drs. KH. Moh. Hasan Basri, Lc. sebagai Tokoh Diplomatik
10.     KH. Dhofir Djazuli, BA. sebagai tokoh Sosial

0 komentar:

Posting Komentar